Wednesday, July 20, 2016

Saatnya Tim Kecil Unjuk Gigi Pada MotoGP 2016

Saatnya Tim Kecil Unjuk Gigi Pada MotoGP 2016 - Setengah periode MotoGP 2016 terjadi, sebanyak kejutan yg dihasilkan pebalap non-pabrikan jadi sorotan tersendiri di sembilan seri balapan yg sudah berjalan. 



Terakhir, pebalap LCR Honda Cal Crutchlow sukses finis di posisi ke-2 GP Jerman. Berhasil pebalap asal Inggris itu menyambung tren kejutan di seri pada awal mulanya (GP Belanda) dikala Jack Millerjadi pebalap non-pabrikan perdana yg menjuarai seri balapan MotoGP sejak 2006 silam. 

Sebelum Miller merupakan Tony Elias dgn Gresini Racing yg kali terakhir sukses mendapatkan kemenangan di arena MotoGP (Portugal 2006) dengan tim non-pabrikan. 

Miller yg memperkuat tim Marc VDS sukses juga sebagai terpandai GP Belanda yg diwarnai hujan lebat, situasi yg menciptakan banyaknya pebalap seperti Valentino Rossi, Aleix Espargaro, & Andrea Dovizioso terjatuh seperti yang dikutip dari Bandar Poker.

Padahal, Miller memulai balapan dari posisi ke-18, sebelum tetap merengsek naik & mengungguli Marc Marquez sampai 1,991 detik & memperoleh kemenangan perdananya di arena MotoGP. 

Pebalap non-pabrikan yang lain dari tim Pramac, Scott Redding, pun sukses mendapati podium mula-mula terhadap masa ini di GP Belanda sesudah finis terhadap posisi ke3 di belakang Marquez. 

Tapi apabila menyaksikan semakin jauh, tren kejutan yg ditampilkan tim & pebalap non-pabrikan sendiri sudah kelihatan sejak seri ke-2 di GP Argentina. 

Dalam balapan yg dipersingkat karena argumen keamanan itu, Eugene Laverty (Aspar) sukses finis di posisi keempat, kendati pebalap Italia itu mengawali balapan dari posisi ke-17. 

Laverty yg memakai motor Ducati pula jauh menungguli pebalap pabrikan Ducati, Andrea Dovizioso, yg cuma dapat berada di posisi ke-13. 

Sedangkan pebalap pabrikan Ducati yang lain, Andrea Iannone, bahkan mengalami nasib lebih tidak baik sebab mengalami kecelakaan & tidak bisa menyambung balapan. 

Kejutan yg dihasilkan tim & pebalap non-pabrikan tidak lepas dari tiga hal kunci yg mewarnai balapan sampai paruh masa ini. 

Sejak Mulai dari pebalap papan atas yg kesuliltan beradaptasi dgn pemakaian ban Michelin, para pebalap MotoGP periode ini pula mesti menyesuaikan diri dikarenakan aturan baru memaksa tiap-tiaptim memanfaatkan system satuan elektronik (ECU) yg seragam dari Magneti Marelli. 

Aturan ECU standar periode ini tersebut, menciptakan tiap-tiap pebalap tidak lagi dapat mengatur sendiri traksi & mengonsumsi bensin sepanjang balapan, maka tiap pebalap tidak lagi sanggupmengatur piranti elektronik mereka serasi dgn kepentingan seperti yang dilangsir dari Prediksi Sepakbola.

Hal ECU pernah menciptakan motor duo Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo & Valentino Rossi, rusak di GP Italia. Bahkan Rossi tidak sukses finis di Sirkuit Mugello sesudah mengalami kegagalan mesin di lap kedelapan. 

Factor yang lain yg tidak kalah berpengaruh pada banyaknya kejutan terhadap masa ini ialah keadaan cuaca di sebanyak balapan yg terbukti menyulitkan para pebalap. 

Hujan deras yg mewarnai dua seri terakhir contohnya di GP Belanda & GP Jerman. Pebalap-pebalap pabrikan justru tampak kesusahan yg ditunjukkan bersama insiden yg dialami Rossi, Dovizioso, &Aleix Espargaro. 

Lintasan licin menciptakan pebalap yg sebenarnya memulai balapan di posisi depan, justru posisinya konsisten melorot & sekian banyak bahkan tidak sukses finis. 

Sekarang di sisa sembilan seri yg tersisa, Marquez & Repsol Honda benar-benar tetap jadi yg paling atas di klassement pebalap & tim. 

Tetapi, debut para pebalap non-pabrikan di paruh ke-2 masa 2016 layak jadi sorotan tersendiri sebab balapan saat ini mulai sejak memasuki periode dingin, yg berarti lebih tidak sedikit ancaman hujan di tiap-tiap balapan tersisa.
-Posted By-

No comments:

Post a Comment